Masih Mau 'Kan?

Masih Mau 'Kan?

"... Memang merupakan kesalahan, jika kita terus saja saling menasehati. Tapi dalam diri, tak ada hasrat untuk berbenah dan menjadi lebih baik lagi di tiap bilangan hari ..."
—Salim A Fillah

Rapat-rapat ku tutup lembaran Qur'an, dan tengadah sambil ku rebahkan tubuhku. Menutup mata sejenak kemudian mengingat kembali saat melihat gurat lengkungnya nyaris habis tadi malam. Ia akan pergi, dan akan segera pergi. Terbit titah baru, dengan bentuk yang mereka sebut: hilal.

Mulanya aku tak begitu antusias dengan gema takbir yang kian memenuhi langit. Dari sudut kampung hingga jalanan di kota-kota. Dari speaker masjid yang riuh dengan suara anak-anak bertakbir ria, hingga mobil-mobil bak terbuka yang siap mengangkut beberapa orang dan bedug untuk disuarakan ditengah-tengah penduduk kota. Aku masih terpaku. Masih tanpa linangan air mata. Rasanya seperti, kau berdiam diatas eskalator dan ialah yang membawamu ke atas atau ke bawah. Tanpa perlu menaikkan kaki untuk melangkah, tapi pasrah dibawa 'mesin' begitu saja.

Aku tak begitu antusias, karena aku masih merasa; kehilangan.....

Ah, bodoh! Dan nyelekit sekali rasanya ketika adikmu sendiri menjawab pernyataanmu, "Duh ngga kerasa besok udah syawal lagi aja..."
Dari ruang tengah, ia sedikit berteriak, "Itu tandanya orang yang ngga menyadari atau ngejalanin Ramadhannya dengan baik, ngapain saja selama ini? Sadar ga?"

Innalillah, seburuk-buruknya amalan adalah yang tidak disertai kesadaran akan hubungannya dengan Allah. Tidak ada ruh. Apa bedanya dengan robot yang bisa melakukan apapun tapi tak memiliki akal dan hati?

Aku tertunduk sejadi-jadinya. Ingin mengulang kembali.

Tapi penyesalan tiadalah berguna lama-lama. Maafkan kami Ya Rabb jika kami hanya menyuguhkan amalan-amalan ringan saja selama Ramadhan. Masih berpura-pura merindu padahal hati masih candu terhadap kebiasaan buruk. Naudzubillah ya rabbii...

Sampainya matahari diujung Barat kemarin, menandakan bahwa 11 kawan Ramadhan akan segera bertamu. Dan tugas kami adalah menjamunya dengan lebih baik.

Kata kak Aroma, "Romadhon itu training buat sebelas bulan ke depan. Jadi basically, berhasil apa engga nya ada di gimana kita istiqomah di bulan-bulan selanjutnya. Wajar weh setan seuri, da loba keneh nu teu paham konsep romadhon sebagai media training. Apalna mun geus romadhon mah nya geus weh back to basic. (Wajar aja setan ketawa, soalnya masih banyak yang belum paham konsep ramadhan sebagai media latihan. Tahunya kalau sudah ramadhan mah yasudah saja kembali ke awal.)"

Kini, kita sudah memasuki 1 syawal. Kata ustadz yang ceramah di TV kemarin, kalau mau tahu diterima tidaknya amalan kita selama ramadhan, salah satunya adalah dengan melihat apakah amalan tersebut masih konsisten kita lakukan di bulan-bulan berikutnya? Keistiqamahan adalah tanda dari diterimanya amalan tersebut.

Masya Allah.

Semoga tidak lupa ya guys, masih ada 6 hari di bulan syawal untuk kita berpuasa. ^^ mudah-mudahan kenangan dari Ramadhan ini masih melekat hingga ke urat nadi sehingga kita masih terus merindui perjuangan kedekatan dengan Allah. Aamiin ya rabbal 'alamin.


Yosh! Mari melangkah ke depan. Syawal sudah merentangkan tangannya. Masih mau kan untuk puasa lagi?

#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara

Note: tulisan susulan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gambar itu Haram? (Chapter 1: Tashwir)

Ruang Bebas Baca

Ada Hikmah Dibalik Basmallah