Sudah Tidak Sakit Lagi kan, 'Ain?
"Aini?" , wanita kisaran usia pertengahan 50-60 itu bertanya ulang. "Iya bu, hehe. Aini aja." , ujar salah seorang dari kami sambil tetap menyunggingkan senyum. "Nanti yang punya nama Aini marah loh mas..." , kata wanita berjas putih itu, sembari menuliskan nama -Aini- diatas buku catatan miliknya. "Hehe, . . . ." Tak ada lagi kata yang keluar dari mulut kami bertiga. Di sebuah ruangan kecil tersebut hanya ada keheningan sampai pada akhirnya pecah karena 'eongan' kecil dari Aini. "Hey, kucing kecil kami, udah enakan kan?" , hati kecilku berkata demikian. Namun yang tersirat hanyalah ekspresi kelegaan sambil memandangi dan mengelusi kepala mungilnya. "Jadi, ini yang bertanggung jawab atas nama siapa yang Mas, Mbak..?" , dokter hewan lulusan UGM itu kembali bertanya. Kami bertiga saling berpandangan, aku, kak Rifqi dan Shaffa. Saling melempar isyarat untuk siapa yang mau bertanggung jawab. "Kamu aja... en