Metafora Melepaskan
Memang mempesona, pantas untuk terpana, siapa tak suka? Menikmati lentiknya sayap kecil mengepak, mengagumi metamorfosanya yang mengagumkan. Tapi ini bukan soal si kupu-kupu, apalagi proses hidupnya yang tak mudah, penuh ancaman, penuh kesulitan, perlu kekuatan, perlu keberanian. Lebih dari itu, ilustrasi ini membicarakan sebuah metafora: melepaskan. Dahulu hinggap, takdir telah digenggaman. Hampir bertahun-tahun lamanya mendekap di jemari, kali ini, mesti dilepaskan. Ah, walau banyak yang beranggapan aku 'bodoh' , aku maklumi karena mereka belum sampai kepada titik pemahaman bagaimana rasanya menjadi: aku. Bukan saja menilai dari sekedar apa yang telah ku peroleh selama ini. Bahkan dalam urusan cinta yang sedikit pelik itu, nasehat selalu mengajarkan kita untuk melepaskan. Melepaskan apa yang belum saatnya, melepaskan apa yang belum berhak dinikmati, melepaskan apa-apa yg bisa memunculkan potensi membangkang kepada Tuhan Sang Pemilik aturan main. Yah, sedikit beralasan