Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Tentang Gelisah

Gambar
Seseorang mengatakan padaku, "Perubahan itu berawal dari sebuah kegelisahan."  Kegelisahan itu datang karena kesadaran akan adanya sesuatu yang harus diubah, berdasarkan dari pengetahuan dan pemahaman akan suatu realita. Bak pelayaran dalam mengarungi lautan luas, adakalanya layar terbelokkan arah oleh angin yang semata-mata menjalankan titah. Adalah pilihan, ketika kita memilih untuk mengikuti arah angin tersebut atau sebaliknya, melawan. Kendali ada di tangan kita. Ketika kita diberi petunjuk oleh Allah untuk segera menjemput hidayah, bukan persoalan apakah seseorang itu pantas atau tidak pantas, berhasil mendapatkan atau didapatkan, tetapi maukah segera mencari dan mengambilnya? Melalui petunjuk yang seringkali tak disadari, celotehan orang yang terdengar nyelekit sekali, penyaksian acara ceramah di televisi yang bahasannya terasa relevan dengan diri, atau bahkan nasehat seorang kawan yang peduli dan pas kena ke hati. Memang terindra tetapi kita mala

Inspirasi dari Nenek Rin

Gambar
Lagi-lagi, masjid Salman menjadi markas paling asik untuk cari inspirasi. Terkadang tak sengaja didapat, seperti hari ini ketika saya tengah iseng jalan-jalan sekitaran salman, sambil menunggu kawan saya, Aisyah, untuk datang bergabung dengan saya dan Shaffa. Langkah kaki saya terhenti disebuah kursi didekat pohon didepan lapangan futsal. Perhatian saya tersedot kepada 5 anak-anak yang sedang asik bermain bola. Tapi salah satu diantara mereka ada satu anak yang begitu ceria, aktif berlari kesana kemari dengan tawa yang tanpa henti. "Wah, kayaknya bahagia banget itu anak, hehe." , lirih saya berkata demikian. Tanpa aba-aba saya mulai mengabadikan momen keceriaan anak-anak tersebut. Kemudian anak-anak itu rehat, dia menghampiri saya, kemudian salah satunya berucap, "Teh, itu kamera? Boleh pinjem ga teh? Pengen foto-foto. Tadi teteh ngefoto kan? Hehe." , ucap anak itu dengan beberapa bunga yang digenggamannya. Bunga tersebut, rupanya adalah bunga yang hendak di

Menjaga yang Dijaga

Gambar
"Put your hand on a hot stove for a minute, and it seems like an hour. Sit with a pretty girl for an hour, and it seems like a minute. That's relativity." — Albert Einsten Kami di lapangan rumput Masjid Salman Begitulah kiranya yang diumpakan oleh ilmuwan terkenal ini. Duduk dengan seorang gadis cantik, seberapapun lamanya, akan terasa singkat. Terlebih, gadis yang berada disebelahku di sore hari ini, bukanlah gadis seperti kebanyakan. Baru ku temui gadis yang hobi menyetir mobil, diputarnya video/rekaman ceramah dari ustadz-ustadz dari ponsel pintarnya menemani perjalanannya yang seringkali tersendat kemacetan, dan begitu perhatian terhadap amalan-amalan yauminya tiap waktu. Kali ini, di lapangan rumput masjid Salman ITB, kami duduk manis berdua menyambut senja yang banyak dinanti dibulan-bulan 'pengujian' seperti ini. Langit tak begitu cerah, cukup dingin bahkan, seharian ini rupanya matahari sedang malas unjuk gigi. Sesekali menengok,

Tentang Menunggu

Gambar
Dalam ramai lalu lalang manusia, kakiku tergesa. Mataku mengawasi sekitar. Keringat mulai berbondong-bondong mencari udara segar. Ada yang ku cari. Dan oh, "itu dia!" , seseorang dengan kaos polos, dan jaket yang digantungkan ditas hitam kecil miliknya, tengah duduk khidmat didepan kantin Salman ITB sambil memperhatikan sesuatu. Suasana di depan kantin Salman ITB menjelang buka puasa Matanya bergerak ke kanan dan ke kiri, mulutnya berkomat-kamit melafadzkan sesuatu. Tangannya menggenggam buku kecil yang ku rasa, siapapun pasti tahu, itu adalah: Al-Qur'an. "Duh, maaf, lama ya nunggu?" , kataku memotong konsentrasinya. "Oh gak kok, gak apa-apa, sekalian, sambil baca aja." , katanya sambil menutup Qur'an dan mengucap shadaqallah. Hampir lebih dari 20 menit dari rencana yg disepakati, aku meminta maaf berulang kali atas keterlambatan yang tak disengaja itu. Sekalipun ia mengatakan tidak apa-apa, aku tetap merasa tidak enak karena telah memb

Sepenggal Kisah dari Azizah

Gambar
         Lengang. Aspal jalanan nampak mengkilat bersih tersiram cahaya dari lampu jalanan yang berjejer disepanjang jalan Dago ini. Perlahan secara konstan, dengan kecepatan kira-kira 40-50 km/jam, rumah bisa ku jangkau dalam waktu setengah jam. Tidak seperti biasanya. Aku senang jalanan ketika bulan Ramadhan tiba, jalan raya tak begitu padat oleh kendaraan bermotor, perjalanan pulang pergi bisa lancar, untuk beberapa alasan, pikiranku pun ikut lancar untuk memikirkan pengalaman yang ku dapat di hari ini. Hari pertama Ramadhan, dimana aku mulai menjalankan beberapa agenda dan kesibukan yang ingin ku lakukan di Ramadhan tahun ini. Siang tadi, ketika mu’adzin usai mengumandangkan lantunan cinta dari Rabb semesta alam, aku kembali ke sekre humas di gedung kayu komplek Masjid Salman ITB dengan menenteng kamera setelah kumpul perdana tim Salman Media. Namun ketika aku menengok keluar ruangan, aku melihat ada sosok seorang pria yang sedang tersenyum ramah menyapa teman baruku, seb

Pertarungan Antar Waktu

Tik.. tok.. tik.. tok…             Malam semakin hening, hanya ada suara lembaran kertas yang terbuka, gerakan tangan yang mempercepat bacaan, sebab beberapa menit yang lalu Bapak mulai menegur, “Ay, geura tidur, enjing deui. Tos wengi. (Ay, segera tidur, besok lagi. Udah malam.)” . Begitulah Bapak, terkadang lebih mengkhawatirkan kesehatan anaknya dibandingkan hasil belajar. “Muhun, sakedap deui, kagok… (Iya, sebentar lagi, tanggung..)” , jawabku sambil terus menatap buku.             Haahh….. akhirnya satu mata pelajaran rampung juga selama beberapa jam. Aku masih sedikit-sedikit ingat materi Geografi yang dahulu pernah diajarkan saat aku duduk di kelas 1 SMA. Walaupun hanya 30-45% saja yang masih aku ingat, itu lebih baik daripada tidak sama sekali. Ternyata belajar ngebut dalam sehari saat persiapan OSN Geografi itu berguna juga saat ini. Saking penuh perhatiannya sampai-sampai materinya masih nyangkut di otak, hehe. Alhamdulillah. Tinggal satu mata pelajaran lagi yang b