Kesempatan Kecil
Samar-sama ku dengar teriakan. Bukan, bukan teriakan orang meminta tolong, apalagi teriakan orang ketakutan. Ku telisik, sambil terus melaju di kecepatan 40 km/jam, rupanya suara itu bukan sekedar teriakan biasa. Nyatanya lantunan ayat suci Al-Qur'an yang dibacakan dengan lagam, keluar dari mulut pengendara di depanku. Ya, didepanku.
Seorang kawan dari GAMAIS, kaka tingkat, yang aku lupa namanya (duh!), sedang muraja'ah hafalannya sambil mengendarai motor. Suaranya dikeraskan, entah, mungkin sekaligus untuk berlatih? Kebetulan, beliau sedang menjadi leader dalam perjalanan pulang kami seusai mengadakan sanlat di Cimahi.
Ada aku, Kak Aroma dan Nabita. Kami mengendari motor beriringan, 4 motor berjajar, terkadang kami merubah posisi.
Kemudian, saat motor kak Aroma melintas disampingku, terdengar kembali, lantunan ayat Al-Qur'an itu. Rupanya, tidak hanya kaka yang didepanku itu yang sedang muraja'ah hafalan, tapi beliau juga.
Masya Allah.
Aku merasa, tertampar.
Lantas, apa yang ku lakukan ketika aku sedang dalam perjalanan dengan mengendarai motor?
Seringkali aku, melamun? Menancapkan headset di telinga lalu mendengar musik. Berpikir. Berimajinasi. Observasi lingkungan sekitar. Benar?
Astagfirullah. :(
"Jika dipikir, mengapa kita tak bisa menjadikan waktu perjalanan itu menjadi lebih berharga dengan melakukan sesuatu yang nilainya ibadah?"
Perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain tak jarang memerlukan waktu lebih dari setengah jam. Dari waktu 'diam' berkendara itu, ada hal yang bisa kita lakukan. Seperti muraja'ah hafalan dan berdzikir. Insya Allah, perjalanan akan lebih berkah bukan?
Lalu, setelah itu aku langsung tersadar, ini seperti pengingat! Dengan dimulai dengan ta'udz, kemudian aku mencoba untuk ikut muraja'ah bersama mereka.
Di malam menjelang isya ini rasanya semakin syahdu. Perjalanan yang bebas hambatan, angin yang kian menerpa tubuh kami. Kelap-kelip cahaya lampu perumahan dari atas jembatan ini. Belum lagi ikon kota Bandung dari jembatan ini yang terpantulkan cahaya berwarna-warni. Ah, indahnya...
Malam Senin, 11 Juni 2017
Di Pasteur, dekat jembatan layang Pasopati
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara
Seorang kawan dari GAMAIS, kaka tingkat, yang aku lupa namanya (duh!), sedang muraja'ah hafalannya sambil mengendarai motor. Suaranya dikeraskan, entah, mungkin sekaligus untuk berlatih? Kebetulan, beliau sedang menjadi leader dalam perjalanan pulang kami seusai mengadakan sanlat di Cimahi.
Ada aku, Kak Aroma dan Nabita. Kami mengendari motor beriringan, 4 motor berjajar, terkadang kami merubah posisi.
Kemudian, saat motor kak Aroma melintas disampingku, terdengar kembali, lantunan ayat Al-Qur'an itu. Rupanya, tidak hanya kaka yang didepanku itu yang sedang muraja'ah hafalan, tapi beliau juga.
Masya Allah.
Aku merasa, tertampar.
Lantas, apa yang ku lakukan ketika aku sedang dalam perjalanan dengan mengendarai motor?
Seringkali aku, melamun? Menancapkan headset di telinga lalu mendengar musik. Berpikir. Berimajinasi. Observasi lingkungan sekitar. Benar?
Astagfirullah. :(
"Jika dipikir, mengapa kita tak bisa menjadikan waktu perjalanan itu menjadi lebih berharga dengan melakukan sesuatu yang nilainya ibadah?"
Perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain tak jarang memerlukan waktu lebih dari setengah jam. Dari waktu 'diam' berkendara itu, ada hal yang bisa kita lakukan. Seperti muraja'ah hafalan dan berdzikir. Insya Allah, perjalanan akan lebih berkah bukan?
Lalu, setelah itu aku langsung tersadar, ini seperti pengingat! Dengan dimulai dengan ta'udz, kemudian aku mencoba untuk ikut muraja'ah bersama mereka.
Di malam menjelang isya ini rasanya semakin syahdu. Perjalanan yang bebas hambatan, angin yang kian menerpa tubuh kami. Kelap-kelip cahaya lampu perumahan dari atas jembatan ini. Belum lagi ikon kota Bandung dari jembatan ini yang terpantulkan cahaya berwarna-warni. Ah, indahnya...
Malam Senin, 11 Juni 2017
Di Pasteur, dekat jembatan layang Pasopati
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara
Komentar
Posting Komentar