Ada dan Tiada
Bisakah aku, menjadi bayang-bayang?
Berdiri
seharian disini.
Menangkap illustrasi.
Memandang megah, yang lembut tertimpa
cahaya, elok mengagumkan.
Aku
rela, walau hanya berada dibelakang.
Atau kadangkala disamping.
Aku
hanya ingin membersamai.
Biarpun panas terik, aku akan terbiasa.
Walau hanya
sorot lampu malam, aku akan hadir senantiasa.
Asal
jangan, mencariku dalam gelap.
Mungkin itulah, saat aku dicuri pekat.
Kau
hanya perlu menemukan aku dalam benderang.
Kau
hanya perlu diam,
dan aku akan ada.
Kadang,
aku takut.
Saat matahari tak ada.
Atau mengkhayal bagaimana kalau sampai detik
ini lampu belum ditemukan.
Atau
rembulan tak secerah pertama kali lahir,
biarpun ada bintang hendak memperbaiki
lukisan langit.
Aku
takut jika tak bisa bersamamu.
Atau tak bisa dekat denganmu.
Karena
aku, adalah bagian darimu.
Dan
kau, adalah bagian besar dari diriku.
Maka,
izinkan aku menjadi bayangan.
Walau hanya bayangan, eksistensiku nyata.
Aku
ada.
Dan selalu ada.
Karena
tak akan pernah rugi, jikapun cahaya pergi.
Aku
tetap bisa kembali.
Dan
jika kau rindu, nyalakanlah lentera.
Tenggelamkan tubuhmu dalam cahaya.
Niscaya,
-aku ada-.
Ayu Saraswati
Bandung,
5 Desember 2016
Komentar
Posting Komentar